Hari sebelumnya telah dilaksanakan dua agenda yang juga tak kalah khidmat yakni Asshiddiqiyah 2 Bersholawat bersama Veve Zulfikar dan Ustad Zulfikar serta Konser Gambus dari Seroja Entertainment. Alhamdulillah kesemuanya berjalan dengan lancar dan sukses. Kesuksesan penyelenggaraan Maulid kali ini tidak bisa lepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari Keluarga Pengasuh dan Pengasuh Ponpes Asshiddiqiyah 2 Tangerang, Dewan Pimpinan dan Guru, Ikatan Wali Santri (IWATRI) dan Ikatan Keluarga Alumni (IKLAS), sponsorship, para santri, tamu undangan, seluruh Jama'ah dan keluarga besar Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 2 Tangerang.
Habib Luthfi hadir di lokasi acara pukul 23.00 bersama seluruh rombongan termasuk Ayahanda KH. Muhammad Ulil Abshor, Lc, Al-Hafidz dan Ayahanda KH. Noor Hadi, Al-Hafidz. Seketika jama'ah tertegun menyaksikan kedatangan beliau, Habib Luthfi Bin Yahya. Selepas datang Ayahanda DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ mempersilakan kepada Habib Luthfi Bin Yahya untuk menyampaikan Mauidzohnya.
Banyak yang beliau sampaikan di antaranya soal sejarah yang beliau sampaikan begitu gamblang dan jelas tentang bagaimana dahulu Kerajaan-kerajaan Islam berkuasa begitu lama bahkan berbilang hingga ratusan tahun. Dinasti Ummayah, Abbasiyah di Baghdad, Fathimiyah, Kerajaan Islam di Spanyol yang berkuasa ratusan tahun. Begitu juga kerajaan Islam di Indonesia. Pasai, Palembang, Demak, Pajang, Ternate, Tidore dan lainnya. Namun semuanya hancur hanya meninggalkan sisa-sisa sejarah berupa reruntuhan bangunan dan beberapa masjid dan istana yang masih utuh. Semua hancur bukan karena perang, namun musuh yang sebagian besar datang dari dalam. Adu domba dan perebutan kuasa para pewaris tidak mampu menjaga apa yang sudah dibangun para leluhurnya ratusan tahun, justru menghancurkan peradaban tersebut yang sudah dibangun dengan susah payah, ini menjadi pelajaran untuk kita semua.
Maulana juga menyampaikan tentang kunci kesuksesan hidup dunia dan akhirat adalah dengan hormat kepada orang tua dan guru. Dicontohkan oleh beliau, Sunan Ampel yang memiliki sebelas anak, semuanya menjadi Awliya hatta anak-anak perempuannya. Karomah ini didapatkan beliau salah satunya berkat memegang teguh ta'dzim kepada orang tua dan guru. Ini yang penting di zaman sekarang dan harus kita Amalkan juga sampaikan.
Poin lain yang juga menjadi sorotan dalam Mauidzoh beliau adalah soal keberkahan para wali. Orang-orang Terdahulu para wali dan salafus soleh, mereka sudah tiada, namun ketiadaan mereka masih mampu memberikan kemanfaatan untuk orang banyak. Sebab Sunan Ampel pusaranya ada di daerah Ampel, hingga saat ini setelah ratusan tahun wafatnya beliau berapa ribu orang yang hidup dan mengambil rizki dengan wasilah Maqom beliau. Lantas bagaimana dengan kita yang masih hidup?
Habib Luthfi juga berpesan untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan, jangan sampai kalah dengan Hoaks. Dengan nada berapi-api beliau membakar semangat Jama'ah untuk jangan sampai kalah hanya dengan Hoaks yang kejadiannya kini sudah begitu meresahkan dan menghancurkan. Bangsa sebesar Indonesia tidak boleh rela apalagi hancur hanya dengan berita Hoaks yang disebar sedemikian rupa.
Pada akhir Mauidzihnya beliau memberikan sebuah Ijazah Sholawat secara umum yakni:
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَـا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ كَمَا لاَ نِهَايَةَ لِكَمَالِكَ وَعَدَدَ كَمَالِهِ
Sholawat ini agar kiranya dibaca 10 kali setiap Ba'da Maghrib dan Subuh Ditutup dengan Ayat Kursi Satu Kali.
InsyaAllah, Allah Ta'ala Memudahkan dalam Proses Belajar dan Cepat Mendapat Futuhnya (Terbuka) Ilmu.
Masih banyak hal lain yang disampaikan oleh beliau dengan begitu tenang namun sampai ke hati dan berbekas. Semoga Allah Ta'ala menjadikan pertemuan malam itu menjadi sebab juga pertemuan nanti di Syurganya Allah Ta'ala. Juga lantaran kehadiran beliau, menjadi sebab keberkahan untuk Seluruh Keluarga Besar Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 2 Tangerang
