Berita

Berita dan Informasi Kepesantrenan

(4 votes)
Habib Jindan Bin Novel Bin Jindan bersama Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 2 Habib Jindan Bin Novel Bin Jindan bersama Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 2 Media Of AIC

Untaian Nasihat AL-Habib Jindan Bin Novel Bin Jindan

January 23, 2021

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu agenda wajib bagi umat muslim pada setiap tahunnya. Pada kesempatan kali ini, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 2 Tangerang menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan malam puncak pergantian tahun.

Dalam acara tersebut, al-Habib Jindan bin Novel bin Jindan menyampaikan untaian nasihat yang menyejukkan hati. Pada awalnya beliau menyampaikan sebuah hadits yang artinya, “Anak Adam yang meninggal dunia terputus amalnya kecuali 3 hal yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang manfaat dan anak yang shalih”. Berangkat dari hadits inilah, berbagai nasihat pun beliau sampaikan.

Pertama, nasihat beliau yang bukan hanya untuk para santri maupun para tamu yang hadir dalam acara tersebut, melainkan untuk seluruh orang yang mendengar maupun menonton live streaming di Instagram maupun channel YouTube Asshiddiqiyah 2 pada malam itu. Nasihat tersebut ialah nasihat untuk meneladani Ayahanda Almaghfurlah DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ yang telah berhasil membuktikan kebenaran hadits di atas. Sebab, Abah Yai bukan hanya sukses dalam hal shadaqah jariyah, tapi juga dari segi kemanfaatan ilmu dan tentunya dzuriyah beliau yang shalih dan shalihah.

Kedua, nasihat untuk tidak berbuat dzhalim terhadap orang lain. Sebab, mendzhalimi orang lain adalah perbuatan maksiat kepada Allah dan maksiat kepada diri sendiri. Bentuk-bentuk kedzhaliman pun berbagai macam, seperti mencaci orang lain, membicarakan keburukan orang lain, melihat sesuatu yang haram, menyebar kebohongan, dan lain sebagainya.

Ketiga, nasihat beliau yang didalamnya juga terselip mahfudhat  dari Imam Syafi’i yaitu, perumpamaan waktu bagaikan pedang, kalau kita tidak menghabiskannya untuk amal ibadah, untuk amal baik, berbuat yang manfaat, maka waktulah yang akan menebas kita. Dan apa yang sudah berlalu adalah sesuatu yang telah lewat dan masa yang akan datang adalah sesuatu yang ghaib.

Keempat, nasihat beliau tentang birrul walidain. Termasuk tingkat birrul walidain yang paling tinggi derajatnya adalah ketika seseorang menyambung apa yang biasa disambung oleh ayahnya. Hal tersebut terkait dengan kebiasaan Abah Yai yang semasa hidup beliau bersahabat akrab dengan ayah al-Habib Jindan bin Novel bin Jindan. Kini, persahabatan tersebut diteruskan oleh beliau dan KH. Muhammad Ulil Abshor al-Hafidz, Lc.

Kelima, nasihat beliau untuk mengirimkan sesuatu yang kita punya untuk akhirat kita, maksudnya adalah mendermakan harta di jalan Allah. Hal ini berkenaan dengan kisah salah seorang sahabat Rasulullah. Ketika rumah sahabat tersebut dikunjungi oleh seseorang, dilihatnya rumah tersebut kosong tanpa perabot, lalu sahabat tersebut menjelaskan bahwa ia mempunyai dua rumah,dan barang-barang yang ia sukai telah ia kirim ke rumah tersebut. Ketika tamu tersebut bertanya di manakah rumah yang satunya, sahabat itu pun menjawab bahwa rumahnya yang lain itu berada di akhirat.

Keenam, nasihat beliau bahwa kita meninggalkan dunia ini tanpa membawa apa-apa dan hanya membawa amalan yang telah kita perbuat selama hidup. Beliau juga menyebutkan bahwa orang yang meninggal dalam keadaan mendengki, membenci kepada sesama, hatinya penuh niat busuk dan prasangka buruk adalah orang yang sangat rugi dan itu termasuk suul khatimah. Bahkan, beliau menganjurkan untuk tidak menyimpan benci kepada siapapun sebelum tidur, sebab itu merupakan salah satu kunci surga. Rasulullah bersabda, “Siapa yang mampu diantara kalian untuk tidur dalam keadaan hati tidak membenci kepada siapapun dari Muslimin, laksanakan!”. Jangan membenci siapapun sekali pun kepada ahli maksiat. Karena ketika seseorang tidak memiliki kasih saying terhadap ahli maksiat maka ia lebih jahat dari seorang penjahat.

Ketujuh, nasihat beliau mengenai seseorang yang mengucapkan satu kata yang di murkai oleh Allah sekalipun tujuannya bercanda,  membuat orang lain tertawa, membuat lelucon, mencari sensasi, mencari dukungan, atau membuat viral, tapi satu kata itu dimurkai Allah, maka konsekuensinya ia akan masuk ke dasar neraka Jahannam yang jauhnya lebih jauh dari bintang Tsurayya yang paling jauh. Bahkan, dikabarkan ketika seseorang dilemparkan kedalamnya, jarak tempuh untuk mencapai dasar neraka  membutuhkan waktu 70 tahun. Biasanya, jika sudah seperti itu tandanya seseorang tersebut tidak berjodoh untuk keluar dari dalamnya.

Kedelapan, nasihat beliau tentang seseorang yang diakhirat masih sibuk dengan makhluk dan seseorang yang bangkrut di hari kiamat. Orang tersebut adalah orang yang di hari kiamat datang dengan pahala bergunung-gunung tapi pernah mendhalimi orang lain. Melakukan kedhaliman itu haram, tanpa memandang siapa pun subjek dan objeknya. Sebab, sebanyak apapun amal seseorang, tidak ada gunanya ketika  kita masih mengganggu kesana kesini.

Kesembilan, nasihat beliau untuk membalas orang yang mengghibahi kita dengan memberi sesuatu seperti makanan dan lain sebagainya. Mengapa? Sebab dia telah mengirimkan pahalanya kepada orang yang di­ghibahi dan barangsiapa yang sekali saja dighibahi maka diampuni setengah dari dosanya.

Kesepuluh, nasihat beliau tentang beruntungnya orang yang sibuk dengan aibnya sendiri. Kesibukan dengan aib dan kekurangannya sendiri sehingga membuatnya tidak sempat menyibukkan diri dengan aib dan kesalahan orang lain.

Demikian beberapa untaian nasihat dari al-Habib Jindan bin Novel bin Jindan yang semoga kita semua bisa menjadikannya sebagai motivasi untuk ­muhasabah diri.

Wallahu a’lam bisshawab…

Read 5756 times Last modified on Saturday, 23 January 2021 21:44

Cari

Pengunjung

17310496
Hari ini
Minggu Lalu
Bulan lalu
Semua
3245
17197488
330507
17310496

Your IP: 216.73.216.114
2025-10-25 03:08

Instagram